0

PENGARUH PENYEBARAN FUNGSI KUALITAS (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) TERHADAP JAMINAN KUALITAS (QUALITY ASSURANCE ) (SURVEI PADA CV. CITRA PUTRA MANDIRI TASIKMALAYA)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis mengenai Penyebaran Fungsi Kualitas, Jaminan Kualitas, serta Pengaruh Penyebaran Fungsi Kualitas terhadap Jaminan Kualitas pada CV. Citra Putra Mandiri Tasikmalaya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan wawancara. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling dengan ukuran sampel sebanyak 97 responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Penyebaran Fungsi Kualitas termasuk kriteria sangat baik, pelaksanaan Jaminan Kualitas termasuk kriteria baik, serta Penyebaran Fungsi Kualitas memiliki pengaruh yang positif terhadap Jaminan Kualitas pada CV. Citra Putra Mandiri Tasikmalaya.

Kata kunci: Quality Function Deployment, Quality Assurance.



1. Pendahuluan

Dewasa ini perkembangan jumlah industri jasa dan macam layanan yang dihasilkan perusahaan semakin meningkat. Banyaknya layanan dari berbagai perusahaan yang dapat dipakai sebagai alternatif, menyebabkan persaingan dari layanan sejenis semakin ketat ditawarkan dan di pihak lain kesempatan konsumen menentukan alternatif pilihannya semakin luas. Perubahan dunia yang begitu cepat dalam hal kemajuan teknologi serta kehidupan sosial ekonomi masyarakat, mendorong setiap perusahaan melakukan langkah antisipasi dan melaksanakan strategi-strategi agar bisa survive dalam segala bidang. Salah satu daya tarik dan pendorong konsumen dalam menentukan pilihannya yaitu aspek kualitas. Oleh karena itu, perusahaan manufaktur maupun jasa yang ingin terus maju dan tetap eksis pada bidangnya dituntut harus mampu bersaing dengan perusahaan lain yang merupakan kompetitornya dengan memberikan layanan yang terbaik dan penjaminan kualitas bagi konsumennya dengan cara mengidentifikasi terlebih dahulu keinginan dan harapan konsumen.
Melihat fenomena tersebut, CV. Citra Putra Mandiri yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa angkutan dengan salah satu pelayanan unggulan berupa pelayanan angkutan taksi dengan nama ”Resik”. Persaingan di bidang transportasi yang satu ini semakin ketat di Kota Tasikmalaya seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin konsumtif karena selain menjadi kebutuhan, menggunakan layanan taksi yang memiliki image eksklusif memberikan prestige tersendiri bagi penggunanya. Oleh karena itu, CV. Citra Putra Mandiri berupaya untuk menjadi market leader dengan memberikan jaminan kualitas (quality assurance) bagi konsumennya.
Penyebaran Fungsi Kualitas (Quality Function Deployment) yang selanjutnya akan disebut QFD merupakan suatu sistem yang dapat digunakan untuk menjembatani harapan konsumen dengan kemampuan perusahaan menghasilkan produk. Terciptanya komunikasi antara pengguna (voice of customer) dan pembuat (voice of engineer), sebuah produk akan terhindar dari kemungkinan tingginya tingkat keluhan konsumen atau ”market misses” ketika dipasarkan.

2. Tinjauan Pustaka
2.1 QFD
Menurut Cohen (www.purdianta.com, 2008), Quality Function Deployment (QFD) pertama kali diperkenalkan oleh Yoji Akao dan Shigeru Mizuno pada tahun 1966 yang berasal dari bahasa Jepang yaitu Hin Shitsu Kino Ten Kai. Dalam bahasa Jepang Hin Shitsu berarti kualitas, atribut atau feature, Kino berarti fungsi atau mekanisasi, sedangkan Ten Kai berarti penyebarluasan, pengembangan atau evolusi.
Menurut Yoji Akao (Purba, 2009:89) QFD adalah suatu metode untuk mengembangkan suatu mutu desain yang diarahkan pada pemuasan kebutuhan pelanggan dan kemudian menerjemahkan keinginan konsumen tersebut ke dalam target desain dan jaminan mutu utama yang digunakan di seluruh tahapan produksi.
QFD berfokus pada harapan atau permintaan konsumen, yang sering disebut dengan voice of customer. Harapan konsumen tersebut dalam bentuk permintaan yang spesifik dan dapat dijabarkan melalui service atau layanan serta strategi yang dapat lebih memuaskan konsumen.
Tujuan QFD adalah memenuhi sebanyak mungkin harapan konsumen, dan berusaha melampaui harapan tersebut dengan merancang produk baru agar dapat berkompetisi dengan produk dari kompetitor untuk kepuasan konsumen. Selain itu, QFD bertujuan untuk memastikan bahwa suatu perusahaan memusatkan perhatiannya terhadap kebutuhan konsumen sebelum setiap pekerjaan perancangan dilakukan (qualityengineering.wordpress.com).

2.2 Quality Assurance
Jaminan Kualitas (Quality Assurance) merupakan sebuah perwujudan peningkatan upaya untuk menjaminkan proses yang berkualitas pada perusahaan. Adapun definisi mengenai Quality Assurance System secara umum (www.uii.ac.id) adalah suatu sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi dalam menetapkan kebijakan, sasaran, rencana, dan proses atau prosedur kualitas serta pencapaiannya secara berkelanjutan (continuous improvement).
Garvin (Tjiptono, 2003:28) mengungkapkan bahwa kualitas sebagai suatu konsep sudah lama dikenal, tetapi kemunculannya sebagai fungsi manajemen baru terjadi akhir-akhir ini. Ia membagi pendekatan modern terhadap kualitas ke dalam empat era kualitas, yaitu inspeksi, pengendalian kualitas statistikal, jaminan kualitas, dan manajemen kualitas stratejik.
Pada era Jaminan Kualitas terdapat pengembangan empat konsep baru yang penting yaitu:


1. Biaya kualitas
Biaya kualitas merupakan istilah yang diciptakan oleh Joseph Juran untuk menjawab pertanyaan “seberapa besar kualitas dirasa cukup?” Menurut Juran, biaya untuk mencapai tingkat kualitas tertentu dapat dibagi menjadi biaya yang dapat dihindari dan biaya yang tidak dapat dihindari. Biaya yang tidak dapat dihindari dikaitkan dengan inspeksi dan pengendalian kualitas yang dirancang untuk mencegah terjadinya kerusakan (defects). Biaya yang dapat dihindari adalah biaya kegagalan produk yang meliputi bahan baku yang rusak, jam kerja yang dipergunakan untuk pengerjaan ulang dan perbaikanm pemrosesan keluhan, dan kerugian financial akibat pelanggan yang kecewa.
Implikasi manajemen dari pandangan Juran ini adalah bahwa pengeluaran tambahan untuk perbaikan kualitas dapat dijustifikasi selama biaya kegagalan masih tinggi.
2. Pengendalian kualitas terpadu (Total Quality Control)
TQC merupakan pemikiran Armand Feigenbaum yang dikemukakan tahun 1956. pendapatnya adalah bahwa pengendalian harus dimulai dari perancangan produk dan berakhir hanya jika produk telah sampai ke tangan konsumen yang puas. Prinsip utamanya adalah “quality is everybody’s job”. Ia menyatakan bahwa kegiatan kualitas dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu, pengendalian rancangan baru, pengendalian bahan baku yang baru datang, dan pengendalian produk atau shop floor. System kualitas saat ini juga memasukkan pengembangan produk baru, seleksi pemasok, dan pelayanan pelanggan.
3. Rekayasa keandalan (Reliability Engineering)
Reliability engineering muncul pada tahun 1950-an, yang didorong oleh kebutuhan Angkatan Bersenjata Amerika untuk memiliki peralatan elektronik dan senjata udara yang dapat diandalkan, bekerja dengan baik, serta menghindari kebutuhan untuk penggantian suku cadang yang mahal.
4. Tidak boleh ada yang salah (Zero Defects)
Zero defects pertama kali dimunculkan oleh Martin Company pada tahun 1961-1962. Konsep ini timbul karena kebutuhan pelanggan militer akan produk yang tidak hanya bekerja dengan baik saat pertama kali, tetapi juga diserahkan tepat waktu. Konsep zero defects lebih dipusatkan pada harapan manajemen dan hubungan antar pribadi daripada keterampilan rekayasa. Tujuan utamanya adalah mengharapkan kesempurnaan pada saat pertama dan fokusnya pada identifikasi masalah pada sumbernya dengan perhatian khusus untuk mengkoreksi penyebab umum kesalahan karyawan seperti:
• Kurangnya pengetahuan
• Kurangnya fasilitas yang tepat
• Kurangnya perhatian, kesadaran dan motivasi karyawan
Menurut konsep zero defects, kesalahan yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dapat diatasi dengan menggunakan teknik-teknik pelatihan modern. Kesalahan karena kurangnya fasilitas yang memadai dapat diatasi dengan survei pabrik dan peralatan secara periodik. Sedangkan kesalahan yang disebabkan kurangnya perhatian merupakan kesalahan yang paling sulit dideteksi. Oleh karena itu, perlu diatasi dengan program zero defects.





3. Objek dan Metode Penelitian
3.1 Objek Penelitian
Adapun objek pada penelitian adalah konsumen pada CV. Citra Putra Mandiri Tasikmalaya yang bergerak pada pelayanan Resik Taksi dengan ruang lingkup Penyebaran Fungsi Kualitas (Quality Function Deployment) dan pengaruhnya terhadap Jaminan Kualitas (Quality Assurance).

3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey, yang menurut Singarimbun (1999: 3) adalah : “peneliti yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner”.

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Field Research, yaitu teknik pengumpulan data yang secara langsung diperoleh dari objek yang diteliti dengan cara sebagai berikut:
a). Kuesioner, menyebarkan daftar pernyataan kepada para konsumen untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen serta penilaiannya terhadap Penyebaran Fungsi Kualitas (QFD) dan Jaminan Kualitas (Quality Assurance) yang diberikan perusahaan yang telah disediakan sehingga responden tinggal memilih alternatif dari jawaban yang telah disediakan.
b). Teknik wawancara, yakni teknik ini digunakan sebagai alat pengumpul data dengan cara mengadakan komunikasi langsung (wawancara) kepada pihak yang terkait mengenai pernyataan yang menyangkut masalah Penyebaran Fungsi Kualitas (QFD) dan Jaminan Kualitas (Quality Assurance).

3.2.2 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini, kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik untuk mengetahui pengaruh QFD terhadap Quality Assurance.

3.2.2.1 Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur ini mengukur apa yang akan diukur (Singarimbun dan Effendi, 1999). Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi dari masing-masing pernyataan melalui total skor dengan menggunakan Pearson Product Moment
Prosedur uji validitas yaitu membandingkan r hitung dengan r tabel yaitu angka kritik tabel korelasi pada derajat kebebasan (dk = n-2) dengan taraf signifikan = 5 %.
Kriteria pengujian :
Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut valid.
Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut tidak valid. Untuk mempermudah perhitungan, uji validitas akan menggunakan program SPSS for Windows Versi 17. 3.2.2.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih (Singarimbun dan Effendi, 1999). Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukur itu reliable. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik Cronbach. Untuk mempermudah perhitungan uji reliabilitas akan menggunakan program SPSS for Windows Versi 17. Dari hasil perhitungan tersebut, maka kaidah keputusannya adalah : Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan reliabel.
Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan gugur (tidak reliabel). Untuk memperoleh data yang akan dianalisis atas kedua variabel tersebut dalam penelitian ini akan digunakan daftar pernyataan, dari setiap pernyataan yang dimiliki pilihan jawaban responden, bentuk jawaban bernotasi / huruf SS, S, TAP, TS, dan STS dengan penilaian skor 5-4-3-2-1 untuk pernyataan positif dan 1-2-3-4-5 ntuk pernyataan negatif. 3.2.2.3 Analisis Terhadap Kuesioner Teknik pertimbangan data untuk menentukan pembobotan jawaban responden dilakukan dengan menggunakan skala Likert untuk jenis pertanyaan tertutup yang berskala normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini : Tabel 3.3 Formasi Nilai, Notasi & Predikat Masing-masing Pilihan Jawaban Untuk Pernyataan Positif Nilai Keterangan Notasi Predikat 5 4 3 2 1 Sangat Setuju Setuju Tidak Ada Pendapat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju SS S TAP TS STS Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Tabel 3.4 Formasi Nilai, Notasi & Predikat Masing-masing Pilihan Jawaban Untuk Pernyataan Negatif Nilai Keterangan Notasi Predikat 5 4 3 2 1 Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Ada Pendapat Setuju Sangat Setuju STS TS TAP S SS Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Perhitungan hasil kuesioner dengan prosentase dan skoring menggunakan rumus sebagai berikut: (Sudjana, 2000:76) Dimana: X = jumlah prosentase jawaban F = jumlah jawaban/ frekuensi N = jumlah responden Setelah diketahui jumlah nilai dari keseluruhan sub variabel maka dapat ditentukan intervalnya, yaitu sebagai berikut: (Sudjana, 2000:79) 3.2.2.4 Metode Succesive Interval Untuk melakukan analisis dalam penelitian ini digunakan Metode Successive Interval. Menurut Al-Rasyid (1994:12), menyatakan bahwa skala likert jenis ordinal hanya menunjukkan rangkingnya saja. Oleh karena itu, variabel yang berskala ordinal terlebih dahulu ditransformasikan menjadi data yang berskala interval. Adapun langkah kerja method of successive interval adalah sebagai berikut : a. Perhatikan F (frekuensi) responden (banyaknya responden yang memberikan respon yang ada) b. Bagi setiap bilangan pada F (frekuensi) oleh n (jumlah sampel), sehingga diperoleh Pi = Fi/n c. Jumlahkan P (proporsi) secara berurutan untuk setiap responden, sehingga keluar proporsi kumulatif (Pki=Op(1-1) +Pi. d. Proporsi komulatif (Pk) dianggap mengikuti distribusi normal baku, sehingga kita bisa menemukan nilai Z untuk setiap kategori. e. Hitung SV (scala value = nilai skala), dengan rumus : Nilai-nilai untuk density diperoleh dari tabel ordinal distribusi normal baku. f. SV (Skala Value) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan satu (=1) Transformed SV 3.2.2.5 Analisis Regresi Untuk mengukur Pengaruh QFD terhadap Quality Assurance digunakan analisis statistik, yaitu analisis regresi sederhana. Adapun analisis regresi dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = a + bX (Sugiyono, 2003 : 240) dimana : Y = Subjek dalam variabel devenden yang diprediksikan a = harga Y bila X = 0 (harga konstanta) b = harga arah koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Untuk menghitung koefisien determinasi terlebih dahulu dihitung koefisien korelasi dengan menggunakan Korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut: (Husein Umar , 2002:180) Besarnya r menunjukkan hubungan antara X dan Y, sedangkan pengaruh yang terjadi diukur oleh (koefisien determinasi) yang dapat dihitung dengan rumus: Kd = x 100% Untuk mengetahui seberapa besar prosentase pengaruh faktor lain di luar variabel yang diteliti dapat dipergunakan koefisien non determinasi yang dapat dicari dengan menggunakan rumus: Knd =(1- )x 100% 3.2.2.6 Pengujian Hipotesis Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: Ho: Quality Function Deployment tidak berpengaruh positif terhadap Quality Assurance. Ha: Quality Function Deployment berpengaruh positif terhadap Quality Assurance. Adapun untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus berikut: (Sudjana, 2000:221) Keterangan: r = koefisien relasi n = jumlah sampel t = besarnya t hitung sebagai pembanding t tabel Untuk mempermudah perhitungan digunakan SPSS versi 17. Krtiteria uji signifikansi: jika t tabel > t hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak
jika t tabel < t hitung, maka Ha diterima dan Ho ditolak
Selanjutnya, t tabel dicari pada taraf nyata yaitu pada dan derajat kebebasan dk = n-2.

4. Hasil dan Pembahasan
4.1 QFD yang dilakukan oleh CV. Citra Putra Mandiri Tasikmalaya
Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban Konsumen mengenai Quality Function Deployment (QFD) yang dilakukan oleh CV. Citra Putra Mandiri Tasikmalaya kemudian direkap untuk dilihat skor total jawaban konsumen seperti terlihat pada tabel sebagai berikut:

Rekapitulasi Quality Function Deployment (QFD)
No Uraian Skor yang ditargetkan skor yang dicapai Kriteria
1 Kemudahan memperoleh pelayanan Resik Taksi 5 x 97 = 485 416 Sangat Baik
2 Kenyamanan kondisi kendaraan Resik Taksi 5 x 97 = 485 373 Baik
3 Penggunaan sarana pendukung Resik Taksi 5 x 97 = 485 372 Baik
4 Kelengkapan pengemudi Resik Taksi 5 x 97 = 485 399 Baik
5 Kesopanan dan kompetensi pengemudi Resik Taksi 5 x 97 = 485 380 Baik
6 Pemberlakuan tarif (argo) pada Resik Taksi 5 x 97 = 485 457 Sangat Baik
7 Kecepatan pelayanan Resik Taksi 5 x 97 = 485 329 Cukup Baik
8 Keramahan pelayanan reservasi Resik Taksi 5 x 97 = 485 391 Baik
9 Keramahan pengemudi Resik Taksi 5 x 97 = 485 378 Baik
10 Penanganan keluhan konsumen Resik Taksi 5 x 97 = 485 324 Cukup Baik
Total Skor 4850 4397
Sumber : Data Primer yang diolah

Nilai tertinggi secara keseluruhan : 97 x 5 x 10 = 4850
Nilai terendah secara keseluruhan : 97 x 1 x 10 = 970
Jumlah Kriteria pernyataan : 5
Nji = = 776
Klasifikasi penilaian untuk indikator Quality Function Deployment (QFD) secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

Nilai 970 - 1746 Tidak Baik
Nilai 1747 - 2522 Kurang Baik
Nilai 2523 - 3298 Cukup Baik
Nilai 3299 - 4074 Baik
Nilai 4075 - 4850 Sangat Baik

Dari perhitungan tabel Rekapitulasi terhadap tanggapan konsumen atas Quality Function Deployment (QFD) yang dilaksanakan adalah sebesar 4397 hal ini termasuk dalam kategori sangat baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi yaitu mengenai pemberlakuan tarif (argo) pada Resik Taksi dengan jumlah skor sebesar 457, hal tersebut menunjukkan bahwa yang paling diharapkan konsumen adalah harga yang kompetitif (competitive price). Sedangkan yang memiliki skor yang paling kecil yaitu mengenai penanganan keluhan konsumen Resik Taksi dengan jumlah skor sebesar 324. Jika dilihat lebih lanjut sebagian besar konsumen menjawab “Tidak Ada Pendapat”, hal tersebut menunjukkan kemungkinan bahwa konsumen tersebut belum pernah mengadukan keluhan kepada pihak perusahaan atau memang berbagai kendala lain. Selain itu, dari analisis tersebut terdapat satu poin pernyataan yaitu “ kecepatan pelayanan Resik Taksi” yang jika dilihat lebih lanjut peringkat kedua jumlah konsumen terbanyak adalah yang menjawab Tidak Setuju, hal tersebut menunjukkan masih banyaknya pelayanan dengan tingkat kecepatan yang masih perlu diperbaiki. Dari hasil analisis di atas bahwa Quality Function Deployment (QFD) yang dilakukan oleh CV. Citra Putra Mandiri Tasikmalaya dapat diterima atau sudah dilaksanakan dengan sangat baik.

4.2 Quality Assurance yang dilakukan oleh Cv. Citra Putra Mandiri Tasikmalaya
Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban Konsumen mengenai jaminan kualitas (Quality Assurance) yang dilakukan oleh CV. Citra Putra Mandiri Tasikmalaya kemudian direkap untuk dilihat skor total jawaban konsumen seperti terlihat pada tabel sebagai berikut:
Rekapitulasi Quality Assurance
No Uraian Skor yang ditargetkan skor yang dicapai Kriteria
1 Kewajaran biaya Resik Taksi 5 x 97 = 485 356 Baik
2 Kepastian biaya Resik Taksi 5 x 97 = 485 357 Baik
3 Kecepatan Pelayanan Resik Taksi 5 x 97 = 485 304 Cukup Baik
4 Kewajaran Jangka Waktu Pelayanan Konsumen Resik Taksi 5 x 97 = 485 379 Baik
5 Keselamatan Selama Pelayanan pada Resik Taksi 5 x 97 = 485 341 Baik
6 Kerapihan dan Keramahan
Pelayanan Resik Taksi 5 x 97 = 485 373 Baik
7 Kompetensi Pengemudi Resik Taksi 5 x 97 = 485 355 Baik
8 Keramahan Pelayanan Reservasi Resik Taksi 5 x 97 = 485 386 Baik
9 Kondisi Kendaraan Resik Taksi 5 x 97 = 485 354 Baik
10 Kondisi dan Kelengkapan Sarana Pendukung Resik Taksi 5 x 97 = 485 355 Baik
11 Penanganan Keluhan Konsumen Resik Taksi 5 x 97 = 485 291 Cukup Baik
12 Pelayanan Resik Taksi sesuai dengan Harapan Konsumen 5 x 97 = 485 342 Baik
Total Skor 5820 4193
Sumber : Data Primer yang diolah

Nilai tertinggi secara keseluruhan : 97 x 5 x 12 = 5820
Nilai terendah secara keseluruhan : 97 x 1 x 12 = 1164
Jumlah Kriteria pernyataan : 5
Nji =
= 931,2 931
Klasifikasi penilaian untuk indikator Jaminan Kualitas (Quality Assurance) secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
Nilai 1164 - 2095 Tidak Baik
Nilai 2096 - 3027 Kurang Baik
Nilai 3028 - 3959 Cukup Baik
Nilai 3960 - 4891 Baik
Nilai 4892 - 5820 Sangat Baik

Dari perhitungan tabel terhadap tanggapan konsumen atas Quality Assurance yang dilaksanakan adalah sebesar 4193 hal ini termasuk dalam kategori baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi yaitu mengenai keramahan pelayanan reservasi (melalui telepon) Resik Taksi dengan jumlah skor sebesar 386, hal tersebut menunjukkan bahwa yang paling diharapkan konsumen adalah keramahan pelayanan Resik Taksi. Sedangkan yang memiliki skor yang paling kecil yaitu mengenai pelaksanaan penanganan keluhan konsumen Resik Taksi dengan jumlah skor sebesar 291. Selain itu, dari analisis tersebut terdapat satu poin pernyataan mengenai jangka waktu menunggu sejak melakukan reservasi hingga datangnya armada yang jika dilihat lebih lanjut peringkat kedua jumlah konsumen terbanyak adalah yang menjawab Tidak Ada Pendapat dan Tidak Setuju, hal tersebut menunjukkan masih banyaknya pelayanan dengan tingkat kecepatan yang masih perlu diperbaiki. Dari hasil analisis di atas bahwa Quality Assurance yang dilakukan oleh CV. Citra Putra Mandiri Tasikmalaya dapat diterima atau sudah dilaksanakan dengan sangat baik.

4.3 Pengaruh Quality Function Deployment terhadap Quality Assurance pada CV. Citra Putra Mandiri Tasikmalaya.
Besarnya pengaruh penyebaran fungsi kualitas (Quality Function Deployment) (X) terhadap jaminan kualitas (Quality Assurance) (Y), dapat dilihat dari indikator yang digunakan oleh masing-masing variabel dengan menggunakan Regresi sederhana. Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data-data yang diperlukan maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis tersebut menggunakan uji t yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara positif antara Quality Function Deployment (QFD) terhadap Quality Assurance, dimana hasil dan pengolahan data melalui SPSS versi 17.0.
Dari output SPSS tersebut dapat dilakukan analisis hasil regresi sebagai berikut :
Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Quality Function Deployment (QFD) terhadap Quality Assurance, menggunakan koefisien determinasi (square/ rd = (r)2) atau menggunakan rumus Kd = x 100%. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari output SPSS pada Tabel berikut ini:
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .773a .597 .593 3.85922
a. Predictors: (Constant), QFD

Dari tabel tersebut diperoleh angka R square sebesar 0,597. Hasil tersebut diperoleh dari pengkuadratan koefisien korelasi, atau 0,773 x 0,773 = 0,597. R square dapat disebut juga koefisien determinasi yang berkisar antara 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka R square maka akan semakin kecil pula lemah pula hubungan kedua variabel. Dari hasil perhitungan didapat R square 0,597 atau 59,7% yang dalam hal ini berarti Quality Function Deployment (QFD) yang dilaksanakan CV. Citra Putra Mandiri memiliki pengaruh positif terhadap Quality Assurance yang diberikan perusahaan kepada konsumen sebesar 59,7% dengan Standard Error of Estimate (standar penyimpangan) sebesar 3,8592. Semakin baik CV. Citra Putra Mandiri melaksanakan Quality Function Deployment (QFD) maka Quality Assurance yang diberikan perusahaan kepada konsumen pun cenderung akan semakin meningkat. Sedangkan sisanya yaitu 100% - 59,7% = 40,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Uji ANOVA (F test)
Dari Tabel output SPSS berikut juga dapat dilihat untuk menguji kesesuian model pada penelitian ini dengan kriteria uji jika probabilitasnya < 0.05 maka model dapat diterima.
ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2098.618 1 2098.618 140.908 .000a
Residual 1414.890 95 14.894
Total 3513.508 96
a. Predictors: (Constant), QFD
b. Dependent Variable: Jaminan Kualitas

Pada tabel tersebut diperoleh F hitung adalah 140,908 dengan tingkat signifikansi 0,000 terlihat pada kolom sig/significance atau probabilitasnya jauh lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut pada tingkat kesalahan 5% ( ), maka Probabilitas < atau 0,000 < 0,05 sehingga koefisian regresi signifikan, artinya model regresi dapat digunakan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Quality Function Deployment terhadap Quality Assurance pada CV. Citra Putra Mandiri Tasikmalaya.

Persamaan Regresi
Untuk melihat pengaruh langsung variabel Quality Function Deployment (QFD) terhadap Quality Assurance pada CV. Citra Putra Mandiri Tasikmalaya, dapat dilihat dari tabel output SPSS pada Tabel berikut ini :
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.309 2.641 2.389 .019
QFD .968 .082 .773 11.870 .000
a. Dependent Variable: Jaminan Kualitas

Dari tabel diatas maka didapat suatu persamaan regresi, yaitu :
Y = 6,309 + 0,968 X
Dimana:
Y = Quality Assurance
X = Quality Function Deployment
a = 6,309
b = 0,968
Persamaan regresi tersebut menyatakan bahwa variabel X (Quality Function Deployment) memberikan pengaruh positif pada variabel Y (Quality Assurance), yang berarti bahwa pengaruh dari Quality Function Deployment terhadap Quality Assurance memiliki kriteria positif (karena tanda +) yaitu sebesar 0,968. Koefisien Regresi positif tersebut menunjukkan semakin baik pelaksanaan Quality Function Deployment yang dilaksanakan perusahaan maka Quality Assurance yang diberikan pada konsumen pun akan semakin meningkat. Adapun Quality Function Deployment (QFD) terhadap Quality Assurance yang dilaksanakan oleh CV Putra Mandiri Tasikmalaya sudah cukup baik hal ini ditunjukan oleh nilai konstanta yang positif yaitu sebesar 6,309.


Pengujian Hipotesis
Dari tabel coefficients diketahui bahwa t hitung adalah sebesar 11,870 sedangkan t tabel sebesar 1,66, nilai t tabel tersebut diperoleh dengan tingkat signifikansi α= 0,05 dan derajat kebebasan (dk) adalah 97 – 2 = 95 sehingga didapat angka 1,66.
Berdasarkan hasil perhitungan ternyata t hitung lebih besar daripada t tabel (t tabel < t hitung), atau 1,66 < 11,870 maka Ho ditolak. Hal ini berarti koefisien regresi signifikan. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% Quality Function Deployment (QFD) berpengaruh secara positif terhadap Quality Assurance.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa pengidentifikasian keinginan dan harapan konsumen dengan sebaik-baiknya merupakan poin utama dalam pelaksanaan Quality Function Deployment pada perusahaan. Quality Function Deployment dapat digunakan sebagai pedoman dalam upaya pemenuhan harapan dan keinginan tersebut dalam rangka pemberian Quality Assurance oleh perusahaan kepada konsumen. Semakin baik pelaksanaan Quality Function Deployment yang dilaksanakan CV. Citra Putra Mandiri maka Quality Assurance yang diberikan pada konsumen pun akan semakin meningkat. Quality Assurance ini sangat penting karena jika Quality Assurance telah sangat dirasakan oleh konsumen maka pada akhirnya akan tercapai kepuasan konsumen terhadap layanan Resik Taksi yang kemudian sangat mempengaruhi tercapainya tujuan perusahaan baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.

5. Simpulan dan Saran
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu simpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Penyebaran Fungsi Kualitas (Quality Function Deployment) pada CV. Citra Putra Mandiri Tasikmalaya secara keseluruhan termasuk kriteria sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan CV. Citra Putra Mandiri dengan cara memperoleh layanan Resik Taksi yang sangat mudah, kondisi kendaraan Resik Taksi yang nyaman, sarana pendukung dipergunakan dengan baik, pengemudi Resik Taksi memakai kelengkapan, pengemudi Resik Taksi yang sopan dan kompeten, pemberlakuan tarif (argo), pelayanan Resik Taksi yang cepat, pelayanan reservasi dan pengemudi Resik Taksi yang ramah, dan penanganan keluhan konsumen Resik Taksi yang cukup baik.
2. Pelaksanaan Jaminan Kualitas (Quality Assurance) pada CV. Citra Putra Mandiri Tasikmalaya termasuk kriteria baik. Hal tersebut ditunjukkan CV. Citra Putra Mandiri dengan kewajaran dan kepastian biaya yang terjamin karena Resik Taksi menggunakan argo, kondisi kendaraan yang terjamin karena dipelihara secara rutin, dan adanya jaminan keselamatan selama pelayanan karena Resik Taksi memiliki Asuransi Jasa Raharja serta didukung oleh pengemudi yang kompeten.
3. Pengaruh Penyebaran Fungsi Kualitas (Quality Function Deployment) Terhadap Jaminan Kualitas (Quality Assurance) termasuk kriteria yang tinggi. Artinya, semakin baik pelaksanaan Penyebaran Fungsi Kualitas (Quality Function Deployment) yang dilaksanakan oleh CV. Citra Putra Mandiri maka semakin tinggi pula Jaminan Kualitas (Quality Assurance) yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen.

5.2 Saran
1. Pelaksanaan Penyebaran Fungsi Kualitas (Quality Function Deployment) oleh Citra Putra Mandiri Tasikmalaya harus ditingkatkan kembali dengan cara tetap memberlakukan tarif (argo) setiap waktu agar konsumen lebih percaya untuk menggunakan layanan Resik Taksi dan menambah jumlah armada dan pengemudi karena jika dilihat dari data pemenuhan reservasi Resik Taksi sekitar 20% dari total pemenuhan masih dibatalkan konsumen dan ditolak operator. Selain itu, penulis menyarankan Resik Taksi menggunakan teknologi pendukung seperti GPS (Global Positioning System) agar pengalokasian tugas kepada masing-masing armada dapat lebih efektif dan efisien.
2. Dalam hal kepastian dan kesesuaian biaya, penulis menyarankan agar pengemudi selalu menyediakan uang kembalian untuk konsumen agar konsumen merasa senang atas kesesuaian biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan. Selain itu, perusahaan harus memperbaiki kecepatan pelayanan agar jangka waktu menunggu konsumen sejak melakukan reservasi hingga armada tiba hanya sebentar misalnya dengan memberlakukan ketetapan bahwa armada datang maksimum 15 menit setelah konsumen melakukan reservasi. Pengemudi juga disarankan untuk mengantarkan konsumen ke tempat tujuan dengan wajar artinya tidak dengan sengaja menggunakan rute lebih jauh agar konsumen membayar lebih besar.
3. CV. Citra Putra Mandiri harus terus meningkatkan kualitas dengan pelaksanaan QFD supaya tingkat pengaruh Penyebaran Fungsi Kualitas (Quality Function Deployment) Terhadap Jaminan Kualitas (Quality Assurance) menjadi lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Arman Hakim Nasution. 2006. Manajemen Industri. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi.
Atep Adya Barata. 2006. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Eddy Herjanto. 2008. Manajemen Operasi. Edisi ketiga, Revisi. Jakarta: PT. Garsindo.
Eko Poerwanto & Yasrin Zabidi, Pengembangan Konsep Quality Assurance dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment, www.stta.ac.id, Desember 2008.
Fandy Tjiptono & Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi
Fandy Tjiptono. 2008. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi.
Gaspersz, Vincent. 1997. Membangun Tujuh Kebiasaan Kualitas Dalam Praktek Bisnis Global. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Heizer, Jay & Barry Render. 2005. Operations Management, Edisi ketujuh. Jakarta: Salemba Empat.
Hery Prasetya & Fitri Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Medpress.
Hot Pangihutan. 2007. Peningkatan Kualitas Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia dengan Metode SERVQUAL dan QFD. Universitas Kristen Petra.
Humiras Hadi Purba. 2009. Inovasi Nilai Pelanggan dalam Perencanaan & Pengembangan Produk; Aplikasi Strategi Samudra Biru dalam Meraih Keunggulan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Husein Umar. 2002. Metode Riset Bisnis. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Grmedia Pustaka Utama.
Ipan, Presentasi Perwakilan Mendiknas di Seminar Sistem Penajaminan Mutu UII, Sistem Penjaminan Mutu, 5 Februari 2009, www.uii.ac.id, Februari 2009.
Iqbal Hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Edisi pertama. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas. Jakarta: Prenhallindo.
Nasution, M.N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Edisi kedua. Bogor: Ghalia Indonesia
Masri Singarimbun & Sopyan Efendi. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : LP3ES.
Purdianta, Quality Function Deployment, 18 September 2008. www.purdianta.com, Desember 2008.
Sugiyono. 2003. Statistik untuk Penelitian. Cetakan Ketiga, CV. Alfabeta : Bandung.
Sudjana. 2000, Statistik untuk Ekonomi dan Niaga, Edisi Baru (Edisi Kelima), Bandung, Penerbit Tarsito.

Leave a Reply