0

PENGARUH LIKUIDITAS SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDEKS LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA

 Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Tingkat likuiditas saham perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45, Pergerakan harga saham perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45, Pengaruh likuiditas saham terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dan metode korelasional, sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik penarikan sample menggunakan metode purposive sampling (sampling bersyarat) dimana syarat dalam penelitian ini adalah emiten yang konsisten selama tiga tahun selalu tercatat pada Indeks LQ45 terdapat 19 emiten. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana, analisis koefisien determinasi dan uji hipotesis.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa besarnya koefisien determinasi, adalah sebesar 45,6% yang berarti bahwa likuiditas saham berpengaruh positif terhadap harga saham pada indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
Dari hasil uji hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa thitung  ttabel maka terdapat pengaruh yang signifikan likuiditas saham terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45, dengan demikian Hipotesis yang diajukan teruji.
Disarankan supaya Periode yang dianalisa hendaknya lebih dari tiga tahun agar hasil penelitian lebih baik dan sampel yang diteliti sebaiknya mewakili masing-masing jenis industri secara proposional. Untuk penelitia selanjutnya, diharapkan peneliti mempertimbangkan juga faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi perubahan harga saham selain Likuiditas saham misalnya Stock Split dan Earning per share (EPS).

Kata Kunci: likuiditas saham, harga saham, LQ 45
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kondisi perekonomian Indonesia menunjukkan sentimen positif walaupun perekonomian global sedang mengalami resesi pasca ambruknya Wall Street. Hal ini terlihat dengan tidak begitu lamanya dampak kehancuran Wall Street mempengaruhi pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham-saham di Indonesia termasuk dalam kategori growth stock yang didorong oleh permintaan produk yang masih tinggi, terutama pada sektor pertambangan, manufaktur, energi, infrastruktur, barang-barang konsumsi, dan teknologi. Evaluasi saham dengan sendirinya akan tercermin dari antisipasi permintaan tersebut dan bukan ditentukan oleh sentimen pasar modal di negara lain..
Membaiknya kondisi perdagangan saham di BEI mampu menarik kembali para investor untuk meramaikan perdagangan saham di lantai bursa bahkan mampu menarik masyarakat umum untuk menginvestasikan kelebihan dananya di pasar saham. Masyarakat umum mulai sadar bahwa dengan berinvestasi di pasar saham jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan hanya menyimpan dana mereka di bank. Investasi pasar saham memberikan earning yang lebih tinggi dibandingkan dengan menyimpan uang di bank misalnya dalam bentuk deposito yang rata-rata hanya 6 persen per tahun. Akan tetapi masyarakat harus pintar memilih saham mana yang memiliki kinerja yang baik sehingga akan memberikan keuntungan di masa yang akan datang.
Gambaran mengenai saham yang memiliki kinerja baik serta dapat memberikan keuntungan di masa datang terlihat dari harga saham di pasar yang secara kontinu memperlihatkan pergerakan positif (naik). H
arga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan nilai perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, di mana perubahan atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang terjadi di bursa (pasar sekunder). Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, harganya semakin naik. Sebaliknya semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, harganya semakin bergerak turun. Secara umum, semakin banyak kinerja suatu perusahaan semakin tinggi laba usahanya. Semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham, juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik (Koetin, 1992 :89). Meskipun demikian saham yang memiliki kinerja baik sekalipun, harganya bisa saja turun karena keadaan pasar.
Dalam melakukan prediksi harga saham terdapat pendekatan dasar yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental mendasarkan pola pikir perilaku harga saham ditentukan oleh perubahan-
perubahan variasi perilaku variabel-variabel dasar kinerja perusahaan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa harga saham tersebut ditentukan oleh nilai perusahaan. Ada dua pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham berdasarkan analisa fundamental yaitu pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan pendekatan rasio harga terhadap earning (Price Earning Ratio/PER) (Tandelilin, 184: 2007). Berdasarkan penelitian sebelumnya terhadap saham perusahaan industri makanan dan minuman yang listing di Bursa Efek Indonesia memperlihatkan bahwa dengan menggunakan salah satu teknik analisis saham metode Price Earning Ratio (PER), dari 15 perusahaan yang listing hanya ada 6 perusahaan yang konsisten memberikan deviden kepada investornya setiap tahun. Saham perusahaan yang layak dibeli hanya saham satu perusahaan karena pada tiga alternatif tersebut PER < PER* yang berarti tingkat earning dari saham tersebut lebih ting
gi dari 11%, 16% atau 21 % dan harga dari saham tersebut murah. Saham perusahaan yang lain tidak layak dibeli ada 5 perusahaan, tetapi layak untuk dijual oleh investor, karena pada tiga alternatif tersebut PER > PER* yang berarti tingkat keuntungan dari saham tersebut lebih kecil dari 11%, 16% atau 21% (Nazwimar, 2008).
Analisis teknikal adalah analisis harga saham berdasarkan informasi yang mencerminkan kondisi perdagangan saham, keadaan pasar, permintaan dan penawaran harga di pasar saham, fluktuasi kurs, volume transaksi di masa lalu. Analisis teknikal menegaskan bahwa perubahan harga saham terjadi berdasarkan pola perilaku harga saham itu sendiri, sehingga cenderung untuk terulang kembali. Asumsi dasar dari analisis teknikal adalah bahwa jual beli saham merupakan kegiatan berspekulasi (Husnan,2003:338).
Berdasarkan beberapa penelitian, likuiditas saham merupakan ukuran jumlah transaksi suatu s
aham di pasar modal dalam suatu periode tertentu. Jadi semakin likuid saham maka frekuensi transaksi semakin tinggi. Hal tersebut menunjukkan minat investor untuk memiliki saham tersebut juga tinggi. Minat yang tinggi dimungkinkan karena saham yang likuiditasnya tinggi memberikan kemungkinan lebih tinggi untu
k mendapatkan return dibandingkan saham yang likuiditasnya rendah, sehingga tingkat likuiditas saham biasanya akan mempengaruhi harga saham. Jadi suatu saham dikatakan likuid jika saham tersebut tidak mengalami kesulitan dalam membeli atau menjualnya kembali. Kadang-kadang walaupun saham yang beredar sedikit, tetapi bila informasi mengenai prospek dan fundamentalnya jelas, tentu banyak peminat untuk membeli. Untuk memperhatikan likuiditas saham, maka penyebaran pemilihan harus di perluas, sedangkan kriteria saham aktif di Bursa Efek Indonesia disebutkan rata-rata 15 kali transaksi per hari.

Pada kenyataannya tidak semua saham mudah ditransaksikan atau dengan kata lain mengalami kesulitan likuiditas. Saham yang tidak likuid dapat dikenakan delisting atau dikeluarkan dari Bursa Efek. Parameter yang sering digunakan untuk mengukur likuiditas suatu saham adalah volume perdagangan, harga saham, volatilitas harga saham, tingkat spread, information flow, jumlah pemegang saham, jumlah saham yang beredar, dan besarnya biaya transaksi (Conroy et.al,1990). Dengan tidak likuidnya suatu saham maka kemungkinan akan permintaan saham tersebut akan menurun sehingga penawaran pun ikut menurun dengan kata lain harga saham akan turun akibat tidak likuidnya saham tersebut.
Untuk mengetahui saham mana saja yang memiliki tingkat likuiditas tinggi, Bursa Efek Indonesia memiliki Indeks LQ45 yang berisikan 45 perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas saham-saham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Tujuan dibuatnya Indeks LQ45 adalah untuk memudahkan investor dalam menilai suatu saham dari segi likuiditasnya. Disamping itu, Indeks LQ45 dijadikan parameter dalam menilai saham baik dari segi fundamental maupun teknikal.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian mengenai likuiditas saham di Indeks LQ45 serta pengaruhnya terhadap harga saham dan dituangkan dalam judul “Pengaruh Likuiditas Saham Terhadap Harga Saham Pada Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia”.

Leave a Reply